Laman

Minggu, 02 Oktober 2011

Belajar dengan Media Prangko

Darmawan Denassa
Ketua PFI Makassar
PFI. Tidak banyak yang tahu jika prangko bisa menjadi media ajar yang menyenangkan. Prangko yang merupakan bendaq terbitan pemerintah ini, dicetak sebagai bukti pelunasan dalam pengiriman surat, namun karena tema yang lengkap sehingga bisa digunakan sebagai media ajar. 


Peserta Didik Kelas Komunitas Rumah Hijau Denassa (RHD)
mengikuti pembelajaran dengan media prangko di Perpusta-
kaan Denassa.

Ditemukan Sir Rowland Hill pada tahun 1840 di Inggris, lalu menyebar ke seluruh dunia dicetak dengan beragam bentuk dan gambar. 
Prangko sejak awal selain menjadi identitas negara penerbitnya, juga merupakan lambang kedaulatan, an menjadi media diplomasi. Sayang, saat ini sebagian besar anak-anak usia sekolah sudah tidak mengetahui keberadaan carik kertas yang berharga ini. Kebiasaan berkirim surat yang sudah jarang diminati diminati anak-anak sekarang merupakan penyebab utama  menurunkan minat mereka.  Umumnya masyarakat saat ini memilij mengggunakan telepon genggam dan internet untuk bertukar informasi dan bersosialisasi.


Untuk mendorong mereka memahami prangko dan nilai yang terdapat di dalamnya, saya sering memperkenalkan prangko kepada beberapa pihak tidak terkecuali anak-anak usia sekolah, orang tua peserta didik, serta guru yang berkunjung ke Rumah Hijau Denassa (RHD). Bagi anak-anak pramgko dapat menjadi media mendorong mereka memahami keberagaman, sedangkan bagi guru kompleksitas tema dan negara penerbit bisa dimanfaatkan sebagai media ajar menarik berbagai mata pelajaran.

Hari ini (2/10/2011) anak-anak pengunjung RHD kembali memperoleh materi tentang prangko. Negara, mata uang, dan hubungan prangko dengan persahabatan merupakan  pembahasan hari ini. Jumlah peserta yang ikut pada materi kali ini sebaganyak 20 orang. Karena beberapa peserta masih baru melihat prangko, maka perkenalan fungsi dan bagian prangko juga disampaikan. 
Ketika saya tanya siapa yang tertarik dengan prangko semua menyatakan ketertarikannya "saya senang lihat gambarnya yang cantik" ungkap Sri Rahayu peserta dari Kalase'rena, diiyakan teman-teman lain yang hadir. Setelah mendapat penjelasan mereka diarahkan membuat tulisan tentang pengalamannya hari ini mengenal prangko. 


Kegiatan untuk materi ini akan berlanjut, dengan mengajak mereka mancari teman yang akan diajak berkirim surat, mengunjungi kantor pos, dan preaktek mengajak prangko. 
Menyimpan prangko dengan benar akan mendorong mereka meninternalisasi karakter bersih, jujur, senang pada persahabatan, serta akan memberi manfaat untuk menambah pengetahuan. Ini merupakan tujuan dari proses belajar dengan menggunakan media benda pos ini (*)


Tribun Timur - Minggu, 2 Oktober 2011 14:35 WITA
http://makassar.tribunnews.com/2011/10/02/mengajar-dengan-media-prangko


Tidak ada komentar:

Posting Komentar