"Prangko memberi banyak informasi dan pengetahuan, membuka jalinan persahabatan dan kita bisa kreatif dengannya" ungkapnya.
Lelaki yang juga berjuang menyelamatkan tanaman dan bahan pangan lokal yang telah langka ini, mengakui kegemarannya mengumpulkan prangko telah memberi manfaat besar dalam perjalanan hidupnya. "Melalui prangko saya bisa memperkenalkan universitas tempat saya menuntut ilmu, demikian juga dengan daerah, bahkan negara" lanjut pria yang lahir di Gowa 36 tahun silam ini.
![]() |
Darmawan Denassa bersama Tifatul Sembiring, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. |
Denassa juga pernah mengusulkan penerbitan prangko 400 tahun Makassar dan joint stamp issue Indonesia dengan Afrika Selatan untuk mengangkat perjuangan Syehk Yusuf. Atas usulannya itu, prangko tentang Syehk Yusuf diterbitkan di Afsel pada tahun 2011. Prangko tentang Syehk Yusuf menjadi penguat hubungan kesejarahan Indonesia dan Afsel, bahkan peluncuran prangko dintandai dengan perayaan kedua negara di sana.
Tentang manfaat berinteraksi dengan prangko, ia menyampaikan banyak mendapat pengetahuan dan informasi baru melalui prangko. Tema dan gambar yang sangat kompleks, prangko memang dapat membantu memperoleh banyak pengetahuan. "Dengan mengoleksi prangko akan membantu kita untuk lebih teliti, mendekatkan diri pada kebersihan, senang keindahan, mau berbagi, dan senang menjalin persahabatan" pesan Denassa dengan mantap. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar